WINAMP APLIKASI HEBAT YANG AKHIRNYA TUTUP

Tuesday, December 24th 2013. | Aplikasi Hp

Winamp adalah legenda pemutar musik. Anda yang melewati masa muda tahun 90 an pasti sangat akarab dengan aplikasi yang satu ini. Sebagai salah satu aplikasi paling di gemari dimasanya sangat disayangkan jika akhirnya AOL mengakhiri siklus hidup pemutar musik digital ini. Selama 15 Tahun berkiprah tentu ada banyak memori bagi penggunanya termasuk penulis sendiri. Alasan bisnis menjadi hal utama yang disinyalir menjadi ihwal winamp resmi di tutup 22 Desember 2013 kemarin.

Winanmp Resmi Ditutup

Winamp Resmi ditutup tidak bisa lagi di download. Bagaimanapun perangkat legendaris ini akan masuk dalam sejarah pemutar musik modern. Ada banyak hal yang bisa kita petik dari berakhirnya masa service sang raja. Seperti halnya blackberry yang saat ini merana menunggu masa masa kejayaanya kembali jika itu mungkin atau jukga Nokia maharaja penguasa jagat hp pada masanya para Titan ini tidak mampu bertahan dari gempuran pesaing pesaing yang jauh lebih inovatif.

winamp resmi ditutup

Winamp (detik)

Saya secara pribadi melihat inovasi menjadi kunci utama ketidak mampuan raja tua terus memegang tampuk pimpinan. Sangat disayangkan memang jika ternyata banyak analis yang melihat nahkoda perusahaanlah yang menyumbang peran besar kejatuhan para pengusa masa lalu ini. Kemandekan inovasi pada winamp yang terus diserbu player pleyr baru dengan tawaran yang lebih baik membuat generasi baru lebih menyukai pemain anyar.

Di dunia smartphone tidak sekedar tingginya tingkat inovasi pesaingan harga hp pun menjadi urgensi yang tidak bisa diremehkan. Contoh sukses produsen lokal yang mengusung brand murah ambil contoh harga evercoss bisa menjadi sampel betapa Brand besar tidak selalu mejadi jaminan. Tentu yang paling bisa dijadikan model adalah keberhasilan Handphone Samsung yang sukses memadukan inovasi, harga dan Brand hasilnya anda bisa lihat saat ini. Terima kasih Winamp atas apa yang telah kau berikan kepada generasi kami dan selamat datang oara penggantinya.

tags: ,